Kekayaan para konglomerat di Tanah Air terus meningkat seiring dengan kinerja bisnis yang positif. Menurut data Forbes Billionaires, konglomerat Prajogo Pangestu masih berada di posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia per hari ini, Jumat (3/10).
Di tingkat global, Prajogo menduduki peringkat ke-45 sebagai orang terkaya. Berdasarkan data terbaru, kekayaannya mencapai US$ 40,9 miliar atau setara dengan Rp 679,43 triliun. Peningkatan kekayaan Prajogo salah satunya disebabkan oleh peluncuran salah satu anak perusahaan Grup Barito, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025 lalu.
Kekayaan Prajogo berada jauh di atas saudara-saudara Hartono, konglomerat yang berada di balik Grup Djarum. Berdasarkan data Forbes, total kekayaan R Budi Hartono dan Michael Hartono hanya mencapai Rp 619,18 triliun. Mereka berdua menempati posisi kedua dan ketiga.
Pada bulan Mei lalu, posisi puncak tersebut pernah dipegang oleh pengendali bisnis batu bara PT Bayan Resources (BYAN), Luck Tuck Kwong. Saat ini kekayaan Kwong mencapai US$ 24,9 miliar, berjarak sebesar US$ 16 miliar dari kekayaan Prajogo.
Jika mengacu pada data perdagangan efek pukul 09.21 WIB, harga saham CDIA mencapai Rp 1.725 dari harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Rp 190 per saham. Dengan demikian, harga saham CDIA melonjak sebesar 807,89%.
Sebanyak 60% saham CDIA dimiliki oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang merupakan salah satu bisnis milik Prajogo. Sementara itu, Prajogo mengendalikan TPIA melalui kepemilikan saham sebesar 5,3%.
Selain faktor CDIA, kekayaan Prajogo juga dipengaruhi oleh entitas bisnis lainnya. Misalnya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang harga sahamnya melonjak 319,57% sejak awal tahun. Hari ini, harga saham BRPT mencapai Rp 3.860 dari level 935 pada 2 Januari 2025, sehingga kenaikan harga saham BRPT mencapai Rp 2.925.
BRPT telah beberapa kali melakukan pengurangan jumlah saham atau stock split. Prajogo, sebagai pemegang kendali BRPT, memiliki sebanyak 71,36% dari total saham BRPT yang beredar, yaitu sekitar 66,90 miliar lembar saham.
Jika dihitung, keuntungan yang didapat Prajogo dari kenaikan harga saham BRPT mencapai Rp 195,68 miliar. Perjalanan karier Prajogo di dunia bisnis dimulai ketika ia bekerja di PT Djajanti Group.
Selama tujuh tahun bekerja di Djajanti Group, Prajogo menunjukkan kemampuannya sehingga diangkat sebagai General Manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik. Mendekati akhir tahun 1970-an, Prajogo memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan memulai bisnis sendiri di bidang kayu.
Ia kemudian mendirikan Barito Pacific Timber yang kemudian melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1993. Namun, setelah mengurangi bisnis kayu pada tahun 2007, perusahaan tersebut berganti nama menjadi PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Barito Pacific akhirnya berkembang menjadi sebuah konglomerat bernama Grup Barito Pacific. Ekspansi perusahaan dimulai setelah mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada tahun 2007.
Selanjutnya, pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi perusahaan petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Pada Juli 2021, Thaioil membeli 15% saham Chandra Asri.
Sekarang, Barito Group dipegang oleh generasi kedua, yaitu putranya Agus Salim Pangestu. Pada Maret 2022, kantor keluarga Pangestu membeli 33% saham perusahaan energi panas bumi Star Energy dari BCPG Thailand dengan nilai US$ 440 juta.
Kekayaan Prajogo semakin bertambah besar setelah anak perusahaan TPIA, yaitu CDIA, terdaftar di BEI, mengikuti dua perusahaan lain milik Prajogo yang sebelumnya telah melantai di BEI. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Ketua IMPC Haryanto Tjiptodihardjo Masuk Daftar Elitis
Berdasarkan data dari Forbes Billionaires, terdapat beberapa nama lain yang termasuk dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia. Contohnya adalah saudara-saudara Hartono, yaitu R. Budi Hartono dengan kekayaan sebesar US$ 19,2 miliar dan Michael Hartono yang memiliki kekayaan mencapai US$ 18,5 miliar. Kedua bersaudara ini memiliki jaringan bisnis yang luas di berbagai bidang. Mulai dari industri rokok melalui Grup Djarum hingga sektor perbankan, khususnya bank besar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Hartono bersaudara memiliki BBCA melalui perusahaan mereka, PT Dwimuria Investama Andalan, yang menjadi pemegang saham pengendali BBCA dengan kepemilikan sebesar 54,94% dari total saham beredar BBCA, yaitu sebanyak 67,73 miliar lembar saham.
Kemudian terdapat nama Otto Toto Sugiri, pemegang saham dengan nilai terbesar di pasar, PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Hari ini, harga saham DCII mencapai Rp 277.750 per saham. Angka ini telah meningkat sebesar 559,74% sejak awal tahun ketika harganya masih berada di posisi Rp 42.100.
DCII adalah perusahaan penyedia layanan pusat data terbesar di Indonesia yang menjadi salah satu pionir dalam industri data center. DCI Indonesia menawarkan infrastruktur pusat data yang luas serta memiliki sertifikasi internasional Tier IV.
Daftar 10 Orang Paling Kaya di Negeri Ini Berdasarkan Data Forbes Billionaires:
- Prajogo Pangestu memiliki kekayaan sebesar 40,9 miliar dolar AS yang setara dengan 679,43 triliun rupiah.
 - Low Tuck Kwong, kekayaan mencapai 24,9 miliar dolar AS setara dengan 413,63 triliun rupiah
 - R. Budi Hartono memiliki kekayaan sebesar 19,2 miliar dolar AS yang setara dengan 318,95 triliun rupiah
 - Michael Hartono memiliki kekayaan sebesar 18,5 miliar dolar AS yang setara dengan 302,33 triliun rupiah.
 - Otto Toto Sugiri memiliki kekayaan sebesar 12,4 miliar dolar AS yang setara dengan 205,98 triliun rupiah.
 - Tahir dan Keluarga, kekayaan mencapai 10,8 miliar dolar AS setara dengan 179,40 triliun rupiah
 - Marina Budiman memiliki kekayaan sebesar 9 miliar dolar AS yang setara dengan 149,50 triliun rupiah.
 - Sri Prakash Lohia memiliki kekayaan sebesar 8,8 miliar dolar AS yang setara dengan 146,18 triliun rupiah.
 - Mochtar Riady dan Keluarga, kekayaan mencapai 6,7 miliar dolar AS yang setara dengan 111,30 triliun rupiah
 - Haryanto Tjiptodihardjo memiliki kekayaan sebesar 6 miliar dolar AS yang setara dengan 99,67 triliun rupiah.