Biaya Regasifikasi Tekan Kinerja Keuangan PGN (PGAS)

Penurunan Laba Bersih PGN di Semester I/2025

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) atau PGAS mencatatkan koreksi pada laba bersih sepanjang semester pertama tahun 2025, meskipun pendapatan meningkat. Hal ini disebabkan oleh tekanan beban pokok yang terutama berasal dari biaya regasifikasi.

Research Analyst MNC Sekuritas, Christian Sitorus, menyatakan bahwa biaya regasifikasi akan tetap menjadi tantangan bagi PGN dalam upaya perbaikan kinerja. Berdasarkan proyeksi MNC Sekuritas, laba bersih PGN pada tahun ini diperkirakan mencapai US$281,6 juta, turun dibandingkan dengan laba bersih 2024 sebesar US$339,4 juta.

Untuk tahun berikutnya, yaitu 2026, laba bersih PGN diproyeksikan mencapai US$306 juta. Meski naik dibandingkan tahun ini, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan realisasi 2024. Proyeksi ini juga mempertimbangkan beban yang harus ditanggung PGN. Pendapatan PGN pada tahun ini diperkirakan meningkat menjadi US$3,92 miliar, dibandingkan dengan pendapatan 2024 sebesar US$3,78 miliar. Pada 2026, pendapatan PGN diperkirakan kembali naik menjadi US$4,13 miliar.

Christian menyoroti beberapa risiko yang dapat mengganggu kinerja PGN. Antara lain, koreksi lebih lanjut dalam pasokan gas yang berdampak pada volume utilisasi, peningkatan biaya pendapatan akibat kebutuhan regasifikasi LNG yang lebih tinggi, dan volatilitas nilai tukar yang dapat menekan profitabilitas.

Kinerja Keuangan PGN di Semester I/2025

Berdasarkan laporan keuangan, PGN mencatat laba bersih sebesar US$144,42 juta selama semester I/2025. Angka ini turun sebesar 22,6% secara year-on-year (YoY) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya di level US$186,60 juta.

Meski demikian, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$1,93 miliar, naik 5,37% YoY dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,83 miliar. Namun, beban pokok perseroan meningkat 13,02% YoY menjadi US$1,61 miliar, dibandingkan dengan akhir Juni 2024 sebesar US$1,43 miliar.

Setelah dikurangi beban pokok pendapatan, PGN mencatatkan laba bruto sebesar US$319,61 juta. Capaian ini turun 21,51% YoY dibandingkan posisi semester I/2025 di angka US$407,22 juta.

Pertumbuhan Volume dan Operasional PGN

Dalam enam bulan pertama 2025, volume perdagangan gas PGN mencapai 832 Billion British Thermal Unit per day (BBTUD), turun 1,1% YoY akibat penurunan pasokan dari Sumatra dan Jawa. Sementara itu, transmisi gas meningkat 10% YoY menjadi 1.627 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) berkat volume yang lebih tinggi dari pengirim eksisting.

Transportasi minyak juga naik 15% YoY menjadi 173.159 Barrels of Oil Equivalent Per Day (BOEPD) karena peningkatan lifting dari lapangan Puspa dan pengalihan volume dari PHR serta pipa Pertagas.

Meskipun memberi beban berat, bisnis regasifikasi LNG mencatat pertumbuhan kuat sebesar 24% YoY menjadi 246 BBTUD. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh layanan di Arun dan optimalisasi operasional di Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) atau Unit Penyimpanan dan Regasifikasi Terapung Lampung.

FSRU Nusantara Regas Satu sebagai Infrastruktur Vital

Christian menilai, beberapa faktor yang menjadi potensi peningkatan kinerja keuangan PGN ke depan adalah pertumbuhan berkelanjutan permintaan industri domestik, diversifikasi pasokan melalui perjanjian swap, hingga ekspansi infrastruktur dan jaringan pipa yang meningkatkan kapasitas distribusi.

Sebagai bagian dari ekspansi infrastruktur, PGN terus memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi Indonesia melalui pemanfaatan FSRU Nusantara Regas Satu, hasil kolaborasi strategis dengan Golar LNG Energy Ltd.

FSRU ini merupakan fasilitas regasifikasi terapung pertama di Indonesia, berlokasi di Teluk Jakarta, yang dikonversi dari kapal LNG Khannur menjadi FSRU dan telah beroperasi sejak 2012. Dengan fungsi utama sebagai fasilitas regasifikasi, FSRU ini saat ini memasok sekitar 60% kebutuhan listrik PLN di wilayah Jakarta dan Jawa Barat, menjadikannya salah satu infrastruktur energi paling vital di Indonesia.

FSRU Nusantara Regas Satu memiliki kapasitas penyimpanan 135.000 meter kubik dan kapasitas regasifikasi 500 MMSCFD. Selain berfungsi sebagai solusi jangka pendek untuk kebutuhan listrik, FSRU ini juga menjadi pelopor infrastruktur transisi energi di Indonesia. Ke depan, PGAS berencana memperluas proyek FSRU ke wilayah Indonesia Timur untuk semakin memperkuat ketahanan energi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *