Pertanyaan tentang Keamanan Uang di Bank
Sedee.XYZ – Seorang ibu warga Desa Luari, Maluku Utara, mengajukan pertanyaan yang menarik perhatian peserta kelas literasi keuangan yang diadakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Agustus lalu. Sebanyak 70 orang hadir dalam acara tersebut, sebagian besar dari kalangan nelayan dan petani. Pertanyaan ini muncul karena pengalaman buruk mereka terhadap investasi ilegal bernama Karapoto pada tahun 2017 hingga 2018.
Korban dari penipuan ini masih trauma dan sulit percaya. Kepala Desa Luari, Serni Maulang, menjelaskan bahwa sebagian besar warga desa tidak memiliki rekening bank dan lebih memilih menyimpan uang di rumah. Mereka tertipu oleh informasi yang beredar secara mulut ke mulut tentang investasi yang bisa memberikan keuntungan tinggi. Awalnya, para pelaku investasi bodong ini memberikan keuntungan sesuai janji, sehingga membuat warga semakin percaya dan menambah modal investasi mereka. Namun, setelah banyak orang menanamkan uang, para pelaku menghilang dan meninggalkan korban dengan kerugian besar.
Gerakan Nasional Cerdas Keuangan
Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang dilaksanakan OJK sejak Agustus 2024 bertujuan untuk memberikan pemahaman keuangan kepada masyarakat, terutama kelompok rentan seperti disabilitas, perempuan, pelajar, pekerja migran, serta petani dan nelayan. Dalam acara di Desa Luari, OJK bekerja sama dengan pemateri dari Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Maluku Malut, dan perwakilan duta literasi keuangan dari redaksi Sedee.XYZ.
Para pemateri memberikan materi tentang pengelolaan anggaran, cara bijak berhutang, waspada terhadap investasi ilegal, serta mengenalkan produk perbankan dan keamanannya. Salah satu pemateri, Berlin Situmorang, menjelaskan peran OJK dalam perlindungan konsumen dan mekanisme pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) atau kontak 157.
Pengalaman Nelayan dan Kesulitan Ekonomi
Silfan, seorang nelayan yang mengikuti kelas literasi keuangan, mengungkapkan bahwa ia kini lebih paham tentang modus penipuan dan lembaga keuangan yang aman. Ia merasa senang dengan edukasi yang diberikan. Serni Maulang berharap program ini dapat menjadi bekal bagi masyarakat agar tidak lagi menjadi korban investasi ilegal.
Desa Luari termasuk dalam kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Akses menuju desa ini sangat sulit, membutuhkan perjalanan panjang dari Ternate hingga Sofifi, kemudian ke Desa Luari. Banyak nelayan kesulitan melaut karena kurangnya modal. Iskandar, seorang nelayan, menjelaskan bahwa mereka sering meminjam uang dari pengepul ikan dengan sistem ijon yang memberatkan.
Literasi Keuangan dan Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan survei OECD, tingkat literasi keuangan masyarakat berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan. Semakin tinggi literasi keuangan, semakin tinggi kesejahteraan masyarakat. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, OJK, menjelaskan bahwa program Gencarkan bertujuan meningkatkan indeks inklusi keuangan nasional mencapai 98 persen pada 2045.
Untuk mencapai target ini, OJK melibatkan berbagai pihak, termasuk media massa. Sejak Juli lalu, OJK bekerja sama dengan tiga media yaitu TV One, Sedee.XYZ, dan Detik.com. Eduardo Simorangkir dari Detik.com menjadi salah satu duta literasi keuangan yang memberikan materi di Pulau Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur.
Edo mengatakan pengalaman menjadi duta literasi keuangan di kawasan 3T sangat berkesan. Ia berharap kegiatan ini terus berjalan dan melibatkan lebih banyak stakeholder. “Literasi keuangan adalah PR bersama,” kata Edo.