Dampak Ekonomi MRT Tangsel: Kurangi Pengeluaran Transportasi dan Tingkatkan PDRB Jakarta-Banten

SEDEE.XYZ– Pengembangan MRT Tangerang Selatan (Tangsel) diharapkan memberikan manfaat positif terhadap perekonomian wilayah serta masyarakat. Bahkan, kehadiran moda transportasi modern ini tidak hanya mengurangi waktu perjalanan para pekerja, tetapi juga akan meningkatkan pendapatan daerah domestik bruto (PDRB) di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.

Kepala Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa MRT Tangsel akan menjadi perubahan besar dalam transportasi umum di kawasan penyangga Jakarta. Bahkan, dengan dampak pengganda yang muncul, Bhima menyebut pembangunan MRT Tangsel dinilai mampu menjadi penggerak ekonomi wilayah sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

“MRT Tangsel memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, karena mengurangi waktu perjalanan bagi para pekerja, mendorong perkembangan properti di wilayah Banten, hingga meningkatkan PDRB,” ujar Bhima Yudhistira kepada SEDEE.XYZ, Minggu (28/9).

Selanjutnya, ia juga menganggap bahwa hingga saat ini, sistem transportasi MRT memiliki kualitas layanan terunggul dibandingkan transportasi umum lainnya di kawasan Jabodetabek.

Sehingga ia yakin bahwa kehadiran MRT di wilayah Banten akan memberikan manfaat yang baik. “Jika ada MRT Tangsel pasti manfaatnya positif,” tambahnya.

Berdasarkan pendapat Bhima, salah satu dampak penting adalah penurunan biaya kemacetan. Terutama setiap tahunnya, sekitar Rp 38 triliun nilai PDB hilang akibat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.

“Akses MRT dapat mengurangi biaya (kemacetan) menjadi kegiatan ekonomi yang lebih efisien,” katanya.

Selain itu, Bhima menganggap kehadiran MRT jalur Lebak Bulus – Serpong juga mampu membuat para pekerja yang setiap hari melakukan perjalanan dari Tangsel ke kantor Jakarta menjadi lebih hemat.

“Biaya transportasi masyarakat pekerja di Tangsel ke kantor Jakarta juga menurun, sehingga uang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa lain meningkat,” tambah Bhima.

Di sisi lain, Gubernur Banten Andra Soni mengatakan bahwa kehadiran MRT yang menghubungkan Banten dan Jakarta dapat memberikan dampak positif mengingat tingginya pergerakan penduduk di kedua provinsi tersebut.

Selain itu, pihaknya juga yakin bahwa proyek yang telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan menjadi prioritas nasional dapat berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten.

“Mobilitas antara dua wilayah tersebut juga sangat tinggi. Kami yakin dengan adanya MRT, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten akan semakin meningkat,” kata Andra Soni tidak lama yang lalu.

Serpong dan Balaraja

Sistem Transportasi Massal Terpadu (MRT) segera masuk ke Provinsi Banten. Pemerintah Provinsi Banten mendorong percepatan pembangunan jalur MRT sepanjang 17 kilometer yang akan melintasi wilayahnya.

Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan koordinasi rencana pembangunan MRT di Wilayah Provinsi Banten di Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (8/9). Hadir dalam acara ini Gubernur Banten Andra Soni, Dirjen Perkeretaapian, serta Direktur Utama PT MRT Jakarta.

“Kami melakukan pembahasan mendalam mengenai MRT. Baik jalur Lebak Bulus – Serpong maupun Kembangan – Balaraja,” ujar Andra Soni.

Menurutnya, proyek ini termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029 dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah daerah dan sektor swasta menjadi sangat penting.

“Jika memasuki wilayah Banten sekitar 17 kilometer, melalui jalur Serpong. Jalur Lebak Bulus – Serpong memiliki panjang 23 kilometer, namun sekitar 4 kilometer di antaranya berada di kawasan Jakarta, sedangkan yang masuk wilayah Banten sekitar 17 kilometer,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo menyampaikan bahwa di wilayah utara akan dibangun jalur MRT antara Kembangan – Balaraja sebagai bagian dari pengembangan Fase II Jalur East West Cikarang – Balaraja. Sementara itu, bagian selatan akan dibangun jalur Lebak Bulus – Serpong, sebagai kelanjutan dari pelayanan yang sudah ada, yaitu jalur North – South Lebak Bulus – Bundaran HI – Kota- Ancol.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan mengatakan, dari 1,4 juta penduduk Kota Tangsel, sekitar 30 persen bekerja di Jakarta. Oleh karena itu, MRT berperan dalam memfasilitasi pergerakan warga.

Menurut Pilar, kehadiran MRT akan menyediakan pilihan transportasi umum yang cepat, nyaman, dan terjangkau. Proyek East-West yang menghubungkan Bekasi, Jakarta, hingga Tangerang Raya diharapkan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh dominasi kendaraan pribadi.

Pilar menyoroti manfaat positif MRT terhadap perekonomian masyarakat setempat. Pembangunan MRT tidak hanya berkaitan dengan transportasi, tetapi juga dengan pertumbuhan ekonomi, kenaikan nilai properti, dan kesempatan berbisnis.

Efek pengganda, ke depan sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi, menambah nilai bagi para pengembang. Mereka dapat meningkatkan kemampuan beli perumahan. Bagi pelaku usaha, bisnis-bisnis mereka mengalami banyak pergerakan, jadi semakin baik untuk perdagangan maupun jasa,” katanya.

Sumber pendanaan proyek ini sepenuhnya berasal dari dana swasta. Saat ini, studi kelayakan (FS) sedang dalam proses dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025. PT MRT sedang meninjau dua pilihan jalur masuk ke Tangerang Selatan, yaitu jalur selatan melalui Pondok Cabe (Ciputat) dan jalur utara melewati Pondok Aren (Bintaro) yang terhubung dengan jalan tol menuju Serpong.

Pemilihan rute akan mempertimbangkan potensi penumpang dan kemampuan belanja masyarakat, serta investasi yang paling efisien secara bisnis. ” Tingkat partisipasi pemerintah daerah dalam penyediaan lahan dapat mengurangi biaya investasi dan harga tiket,” tambah Pilar.

Ia menambahkan, selain Sinar Mas, pengembang lain yang telah menyatakan dukungan terhadap pembangunan MRT ke Tangsel adalah Alam Sutera dan Lippo. Pihaknya juga akan melakukan komunikasi dengan Bintaro Jaya untuk mendukung proyek tersebut.

“Insya Allah semua pasti mendukung, karena ini juga demi kebaikan bersama,” tambahnya.

Pilar menambahkan, meskipun terdapat beberapa tahapan dan kebijakan fiskal yang masih menunggu hasil FS serta keputusan pemerintah, Gubernur Banten dan Gubernur DKI Jakarta telah sepakat untuk menyelesaikan proyek MRT ini.

“Dua jalur ini, Pondok Cabe dan Bintaro, akan dipakai salah satunya,” tutup Pilar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *