Sedee.xyz, SEMARANG –
PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata), yang merupakan bagian dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), bertanggung jawab atas pengoperasionalan Layanan Kereta Wisata dan juga menangani 10 (sepuluh) sektor usaha tambahan dalam industri pariwisata.
Bukan hanya menyajikan pengalaman perjalanan mewah dengan menggunakan kereta wisata, KAI Wisata pun mempromosikan tempat-tempat bersejarah seperti Museum Kereta Api Ambarawa dan Gedung Bersejarah Lawang Sewu di Semarang, keduanya merupakan simbol dari warisan budaya pariwisata nasional.
Sebagai komponen dalam rangka meningkatkan kegembiraan para tamu di area warisan budaya, KAI Wisata meluncurkan inisiatif baru bernama Lawang Sewu De Voedselkraam. Ini adalah gagasan tentang aktivitas makan malam yang diprakarsai di halaman utama gedung Lawang Sewu.
Dengan program ini, KAI Wisata membawa atmosfer yang nyaman dan indah ke dalam gedung bersejarah yang megah tersebut, sehingga Lawang Sewu menjadi lebih dari sekadar tujuan populer pada siang hari; kini tempat ini juga menarik pengunjung di waktu malam.
Riesta Junianti sebagai Corporate Branding dan Komunikasi KAI Wisata menyampaikan bahwa “Dengan program Lawang Sewu De Voedselkraam, KAI Wisata bertujuan untuk meremajakan area warisan bersejarah Lawang Sewu pada malam hari melalui konsep kuliner informal yang bisa dinikmati oleh publik. Ini menjadi salah satu usaha kita dalam meningkatkan pengalaman pariwisata sejarah serta membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.”
Nama Lawang Sewu De Voedselkraam berasal dari bahasa Belanda, di mana Voedsel berarti makanan dan Kraam berarti kios atau gerai. Dan lawang sewu sendiri berarti seribu pintu.
Sehingga Lawang Sewu De Voedselkraam bisa diartikan sebagai Kios Makanan Seribu Pintu.
Ide ini memperkenalkan barisan gerai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menyajikan aneka makanan khas Semarang dan sekitarnya, memberikan pengalaman dining night dengan atmosfer unik.
Lawang Sewu De Voedselkraam buka dari hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 20:00 hingga 02:00 WIB, dengan partisipasi 13 tenant lokal yang dipilih.
Pengunjung dapat mengakses secara cuma-cuma hanya di area halaman depan Lawang Sewu, sambil tetap memelihara keaslian dan kesucian struktur utamanya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat yang terus memberikan antusiasme tinggi terhadap program ini,” tambahnya,
Proyek ini bukan saja meningkatkan petualangan para turis, namun juga mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah setempat. Dengan keberadaan Lawang Sewu De Voedselkraam, usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki kesempatan untuk mengenalkan barang-barang mereka pada publik melalui atmosfer warisan budaya yang terkenal.
Agar semua orang bisa menikmati dengan nyaman, kami mohon kepada para tamu agar selalu memelihara kebersihan, menghargai fasilitas warisan sejarah, serta mentaati aturan yang ada di area Lawang Sewu. “Kami undang sahabat wisatawan sekalian untuk merasakan atmosfer tenang pada malam hari di Lawang Sewu ini,” ungkap Riesta sambil menambahkan harapan bahwa para pengunjung juga dapat menyampaikan umpan balik guna meningkatkan mutu pelayanan.
Dengan program Lawang Sewu De Vooodselkraam, KAI Wisata tetap berdedikasi dalam pengembangan wisata sustainabel yang responsif terhadap kecenderungan masyarakat sambil tidak meninggalkan nilai-nilai konservasi sejarah dan budaya.
Masyarakat dapat memperoleh data terkini mengenai KAI Wisata di Situs Web PT Kereta Api Pariwisata, yakni:
https://kaiwisata.id/
Atau lewat akun Sosmed KAI Wisata IG, FB: @kawisata, serta TikTok, YouTube, Twitter: @kaiwisata. Untuk mendapatkan informasi tambahan bisa menghubungi Kontak Chat Bisnis: +62 811-1220-7227 atau via email: [email protected].
(*/adv)