Sedee.xyz
–Di saat arus deras dari kuliner kontemporernya menabrak berbagai tempat makan, masih terdapat sebuah harta tak tergantikan dalam dunia masak yaitu sajian Peranakan. Ini adalah percampuran unik antara warisan kuliner Tionghoa dan Melayu yang kental dengan nilai-nilainya.
Saat ini, kenikmatan warisan tersebut dapat dirasakan dengan lebih dekat berkat ekspansi Batam Seafood Peranakan yang baru saja meresmikan cabang terbarunya di area Gading Serpong. Restoran tidak hanya menampilkan hidangan lezat, tetapi juga bertindak sebagai tempat untuk mempelajari dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang ada dalam setiap masakan mereka.
Menikmati Sup Ikan Pedas, Udang Kari Soun, atau Cumi Oubak, tak sekadar tentang mengecap rasa pada lidah, melainkan juga merenungkan perjalanan sejarah yang telah berlalu bertahun-tahun. Metode memasak tradisional seperti oubak (penumisan pelan) serta campuran bumbu-bumbu khas Melayu mencerminkan proses akulturasi budaya yang sangat menarik.
“Untuk kita semua, masakan Peranakan merupakan metode menjaga kenangan terhadap nenek moyang dan warisan budaya,” jelas Baba Ory, seorang pendiri Batam Seafood Peranakan.
”Setiap hidangan dibuat dengan proses yang teliti, mengikuti resep turun-temurun yang hampir punah jika tidak dilestarikan,” kata Baba Ory.
Pada budaya Peranakan, menyantap hidangan merupakan saat yang sakral untuk menguatkan ikatan antar anggota keluarga. Makanan disiapkan dengan porsi yang melimpah, mendorong terjadinya dialog, kemesraan, serta saling bercerita di sekitar meja makan.
“Kami berupaya untuk mengedukasi publik tentang pentingnya melestarikan cerita dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sajian Peranakan,” jelas Baba Wenta, mitra dari Baba Ory.